sumber gambar : pixabay.com
Adorasi Senandika ‘tuk Ibunda
Oleh: Mochammad Ja’far Sodiq
Gurat raut ibu yang merenyut hanyut seiring waktu
Memutihlah helai setiap surai menjadi saksi bisu
Tangan merintih lesu menakhlik rindu
Menanti jejak yang selama ini menjadi halu
Nak, bilamana engkau nanti telah naik takhta
Dan berdiri di depan segenap insan duduk di singasana
Tatkala tetaplah rendah hati dalam buaian bentala sementara
Sebab, kita sebagai hamba dari tanah dan kembali ke tanah selamanya
Itulah tutur ibu di depan bibir pintu seraya membelai kasih
Sebelum senandika berpamit mengejar cita dan asa dengan gigih
Izinkan tuk bersinar di kota orang walau penuh rintih
Ibu, akan kuangkat harkatmu pada suatu hari nanti
Terkenang cinta dan kasihmu yang tak terbendung
Tak sedikit resah yang engkau rasakan di halaman kampung
Mengalun doa-doa panjang diatas sajadah bersenandung
Bakti kasih sayangmu kan kukenang saban detak tiap detik jam gelantung
Maka sudah selayaknya senandika mengabdi untukmu
Lantaran engkau telah rimpuh layu berlalu
Baktiku kuperjuangkan dalam rihlah tak bertepi
Lantaran, telapak kakimu termuat telaga surga penghormatan tertinggi
Sidoarjo, 30 Juni 2023
NB : TULISAN INI ADALAH BENTUK DARI GERAK MENULIS HARIAN (GMH) YANG DI INISIASI OLEH DHM UKIM UNESA
UKIM UNESA menerima pengumpulan karya kreatif dari anggota, pengurus, demisioner, dan alumni UKIM UNESA dapat berupa cerpen, puisi, atau tulisan lainnya dengan mengirimkannya pada link di bawah ini:
https://bit.ly/GMHUKIM2023