Lika Liku Perjalanan Perkuliahan
Karya: Dian Novita (Anggota UKIM)
Sebuah desa di Jawa Timur, hiduplah seorang remaja bernama Novi. Novi tumbuh di tengah keluarga sederhana. Ayahnya seorang buruh dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Novi adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Novi memiliki mimpi besar untuk menjadi seorang guru yang dapat mengajar generasi muda menjadi lebih baik dan perjalanan perkuliahan adalah jembatan menuju impian tersebut. Walaupun keluarga Novi tergolong keluarga sederhana, ia tetap bertekad untuk meraih cita-citanya meski harus berjuang keras.
Novi belajar dengan giat. Ia juga aktif mengikuti kegiatan, seperti Olimpiade Matematika, Cerdas Cermat dan mengikuti ekstrakulikuler PMR. Karena kerja kerasnya, Novi berhasil lulus SMA dengan nilai yang memuaskan. Novi mendaftarkan diri di Universitas Negeri Surabaya. Ia diterima di jurusan pendidikan. Ia sangat bahagia namun, perjuangan Novi belum berakhir. Ia harus berpisah dengan teman-teman semasa SMA yang banyak kenangan sudah dilakukan bersama, mereka semua juga sudah mempunyai tujuan masing-masing. Tidak hanya itu ia pun harus beradaptasi dengan lingkungan barunya di Surabaya, selain itu Novi juga harus berpisah dengan keluarganya dan tinggal dengan neneknya.
Hari itu tiba, saat Novi harus meninggalkan rumahnya menuju kota besar di mana kampus impian berada. Dalam hati, ia bercampur aduk antara kegembiraan dan kecemasan. Bersama ransel yang dipenuhi harapan, Novi bersiap untuk memulai lika-liku menuju perjalanan perkuliahan. Ia tinggal di Surabaya di rumah yang hanya ada kakek dan neneknya. Di rumah nenek sangat sepi yang biasanya di rumah selalu ada teriakan dan celotehan adiknya sekarang ia hanya sendiri dengan kakek dan neneknya. Novi pun di rumah nenek menjadi lebih mandiri, ia sekarang mulai belajar memasak sendiri dengan bantuan dari nenek, membersihkan rumah neneknya seperti ia biasanya selalu membersihkan dan menata rapi rumahnya.
Hari masuk perkuliahan pun tiba, ia berangkat ke kampus menggunakan sepeda motor dan awalnya masih diiringi dengan tantenya karena belum hafal jalan. Saat tiba di kampus, Novi disambut dengan deretan bangunan indah dan suasana yang penuh semangat. Namun, seperti halnya perjalanan baru, lika-liku pun tak terhindarkan. Pertama-tama, ia harus beradaptasi dengan lingkungan baru, bertemu teman-teman seangkatan, dan belajar memahami dinamika kehidupan kampus. Awal mulai masuk kampus ia harus melewati kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).
Seminggu sudah berjalan kegiatan belajar mengajar pun sudah aktif, Novi duduk di bangku kuliah dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, Ia merasa senang karena akhirnya bisa meraih cita-cita untuk menjadi seorang sarjana. Namun, di sisi lain, ia juga merasa takut dan khawatir. Novi takut tidak bisa mengikuti pelajaran dan takut tidak bisa lulus. Hari-hari pertama kuliah terasa sangat berat. Novi merasa kesulitan untuk mengikuti pelajaran dan juga merasa kesepian karena tidak memiliki teman. Namun, ia tidak menyerah. Novi harus selalu belajar dan berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Hari berikutnya Novi pun tetap berangkat untuk kuliah, di Sebuah ruang kuliah itu dipenuhi oleh cahaya langit pagi yang masuk melalui jendela tinggi. Bangku-bangku kayu yang diatur membentuk barisan teratur, menantikan kisah-kisah yang akan diukir di sana. Bangku paling depan, ada Putri, seorang gadis penuh antusiasme dengan buku catatan yang penuh warna. Putra pun duduk bersebelahan yang menatap kagum sering tertuju pada Putri. Di tengah-tengah, terdapat trio hebat, Dhira, Fira, dan Dian. Mereka seringkali terdengar tawa mereka memecah keheningan kelas. Mereka membentuk ikatan yang kokoh di bangku kuliah itu, menjadi penyemangat satu sama lain. Di pojok belakang, ada Alvin, seorang mahasiswa pemalu yang selalu memendam mimpi besar dan ada Rifda, mahasiswi yang selalu berbicara tentang keberanian dan petualangan. Dan masih banyak lagi teman-teman yang lainnya.
Novi dan teman-temannya pun saling berkenalan. Kegiatan perkuliahan pun telah selesai mereka semua saling mengobrol dan membicarakan untuk kumpul dahulu sebelum pulang ke rumah atau kos masing-masing.
“Teman-teman gimana kalau kita sebelum pulang ayo kumpul dulu, membahas apa gitu tentang pembahasan mata kuliah ini saja juga boleh?” kata Rifda.
“Ayo… boleh juga itu aku bosan di kos terus” kata Fira. Dibalas juga oleh Dhira dan Dian “Iyaa ayo teman-teman ikut semua apalagi nanti sudah tidak ada mata kuliah lagi”
“Aku juga mau ikut ya” kata Novi. “Iya tentu saja, aku mengajak semuanya” balasan Nadia. “Laki-laki gimana kalian pada ikut tidak?” kata Andhika. “Iya ikut ikut” jawab Alvin dan beberapa teman yang laki-laki.
“Oke kalau gitu ayo kita berangkat” kata Nadia. “Maaf teman-teman aku tidak ikut” Balas Aisyah. “Kenapa Aisyah?” jawab Nadia dan dibalas oleh Andhika “Kenapa tidak ikut Aisyah, kita kumpul ini juga membahas perkuliahan” “Maaf aku masih ada keperluan, pulang duluan ya teman-teman” kata Aisyah. “Iya hati-hati di jalan” kata teman-teman yang lain.
Mereka semua selalu bersama walaupun sekelas pasti ada keinginan untuk selalu menjadi nomor satu dan paling terbaik. Namun, mereka tetap bersaing sebagai layaknya saudara. Mereka saling membantu satu sama lain. Ikut aktif dalam organisasi maupun kegiatan perkuliahan. Semua saling berbagi pembalajaran dan pengalaman. Satu per satu, cerita mereka pun terjalin. Ada tawa dan tangis, kegembiraan dan kegagalan, semua cerita terjalin di bangku kuliah itu. Ada hari-hari di mana kelas terasa begitu sulit, tapi ada juga hari-hari di mana mereka menemukan inspirasi tak terduga. Di setiap sudut ruang, catatan dan buku catatan menjadi saksi bisu perkembangan mereka.
Seiring berjalannya waktu, ia mulai bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Novi juga mulai memiliki teman-teman baru. Ia merasa sangat bahagia karena bisa kuliah. Novi merasa bahwa kuliah adalah pengalaman yang sangat berharga. Suatu hari, Novi mengikuti sebuah lomba karya tulis ilmiah. Karena selama perkuliahan dia juga aktif di kegiatan penulisan ilmiah. Alhasil Novi tidak menyangka bahwa karya tulisnya bisa lolos seleksi dan terpilih menjadi salah satu finalis. Novi sangat senang dan bangga. Ia merasa bahwa karya tulisnya telah diakui oleh banyak orang. Lomba karya tulis ilmiah itu menjadi salah satu momen paling berkesan baginya selama kuliah. Momen itu mengajarkannya bahwa dia bisa melakukan sesuatu yang besar, walaupun dia berasal dari keluarga sederhana. Namun tidak berhenti disitu Novi pun tetap bertekad untuk terus belajar dan berkarya. Novi ingin membahagiakan dan membanggakan kedua orang tuanya serta menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara.
Kisah ini menggambarkan perjalanan seorang mahasiswa dari keluarga sederhana yang berjuang keras untuk meraih cita-citanya. Kisah ini mengajarkan kita bahwa kita harus kuat dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan. Kita juga harus percaya diri bahwa kita bisa melakukan sesuatu yang besar, bahkan jika kita berasal dari keluarga sederhana