Hybrid Learning, Melawan Degradasi Intelektualitas Akibat Pandemi [KAJIAN AKTIVIS (Season 2)]

Hybrid Learning, Melawan Degradasi Intelektualitas Akibat Pandemi

Oleh : Izatul, dkk.

Pembelajaran hybrid adalah menggabungkan pengajaran tatap muka dan online menjadi satu pengalaman yang kohesif. Sekitar setengah dari sesi kelas berada di kampus, sementara separuh lainnya online (Iowa State University). Pembelajaran hybrid ini merupakan solusi dalam menjalankan pendidikan yang berkualitas di tengah pandemi seperti ini. Sebuah lembaga penelitian dibawah naungan University Of Texas telah melakukan riset terkait kefektifan pembelajaran hybrid di masa pandemi. Hasil menunjukkan pertumbuhan positif dalam pencapaian pembelajaran (Learning Outcome) dan perolehan nilai akademik, bahkan paling recommended jika dibandingkan dengan moda online yang lainnya.

Cita-cita Indonesia adalah menjadi negara maju dengan SDM yang unggul, untuk mewujudkan SDM yang unggul maka tidak bisa lepas dari kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Di masa pandemi seperti ini pembelajaran hybrid adalah solusi yang tepat untuk dapat mewujudkan standard pendidikan yang berkualitas. Menyiapkan pendidikan yang berkualitas dilakukan dengan peningkatan kemampuan belajar, pemanfaatan lingkungan secara maksimal, sarana dan prasarana yang baik, evaluasi dan monitoring yang terukur dan terencana, dan hubungan yang baik antara sekolah dengan masyarakat. Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 35 ayat (1) menyatakan bahwa standar nasional yaitu pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga pendidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan, serta penilaian yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.

Adapun dampak dari pembelajaran online jika diterapkan dalam jangka panjang yaitu:

  1. Adanya kemungkinan banyak anak bangsa yang lebih memilih untuk putus sekolah dikarenakan keterbatasan peralatan dan kemampuan. Kemudian akhirnya persepsi orang tua berubah dalam peran sekolah dalam proses pembelajaran yang tidak optimal. Karenanya, ancaman putus sekolah adalah dampak yang riil dan bisa berdampak seumur hidup bagi anak-anak kita. (menurut mentri pendidikan dan kebudayaan Nadiem Makariem)
  2. Timbulnya penurunan capaian belajar. Kesenjangan kualitas antara yang punya akses ke teknologi dan yang tidak itu jadi semakin besar. Dan kita berisiko punya generasi dengan learning loss. Akan ada dampak permanen dalam generasi kita, terutama bagi yang lebih muda jenjangnya.
  3. Banyak riset yang menunjukkan peningkatan kekerasan pada anak dan risiko psikososial. Seperti, stres di dalam rumah, tidak bisa ketemu temannya, dan lain-lain.
  4. Adanya gangguan kesehatan yang disebabkan oleh radiasi teknologi. Baik dari segi mata yang menjadi buram dan kemampuan gerak sendi yang dikarenakan terlalu lama dalam menatap gadget dalam belajar. Hal ini dikarenakan jika di sekolah mereka masih bisa gerak aktif dan mengekspresikan diri mereka sedangkan jika online akses tersebut akan terbatas.
  5. Ketika tidak adanya pengawasan orang tua atau guru secara langsung maka kegiatan sekolah anak menjadi hanya sebatas formalitas tidak memberikan pandangan secara sosial jangka panjang untuk masa depan anak dan bangsa.
  6. Kendala yang sering dirasakan dengan menerapkan pembelajaran secara daring selanjutnya adalah aliran listrik yang sering terputus. Terputusnya aliran listrik tidak hanya mengakibatkan padamnya listrik tetapi juga mengakibatkan jaringan internet yang tiba-tiba hilang. Ketika pembelajaran berlangsung dan tiba-tiba jaringan internet hilang, maka itu akan mengakibatkan pelajar/mahasiswa menjadi hilang konsentrasi dan tertinggal pembelajaran. Sehingga masalah tersebut dapat mengganggu proses belajar mengajar dalam pembelajaran secara daring ini.

Oleh karena beberapa dampak negatif adanya pembelajaran online maka perlu adanya untuk melakukan pembelajaran hybrid baik dari tahap persiapan, peninjauan dan pelaksanaan. Hal ini dapat dilakukan perlahan-lahan karena kegiatan pembelajaran online tidak akan mampu dilakukan dalam kurun waktu jangka panjang secara totalitas melihat dari dampaknya. Akan tetapi hal ini juga meyesuaikan dengan keadaan lingkungan. Sehingga, kolaborasi dari banyak pihak sangat diperlukan.

Berikut merupakan kelebihan-kelebihan pembelajarang daring:

  1. Antara mahasiswa dengan dosen dapat menjalin hubungan emosional yang baik

Menurut Akademi Pediateri Amerika atau American Academy of Pediatrics (AAP) menekankan akan pentingnya pembelajaran tatap muka karena perlunya keterampilan social dan emosional, latihan fisik, akses ke dukungan kesehatan mental, dll. Dengan melakukan pembelajaran hybrid ini dapat memungkinkan untuk memenuhi hal-hal tersebut, meskipun hanya sebagian mahasiswa yang dapat melakukan pembelajaran tatap muka.

  • Waktu belajar lebih fleksibel

Pembelajaran hybrid ini juga lebih fleksibel. Karena pembelajaran hybrid selain dilakukan secara tatap muka juga dilakukan secara virtual. Dengan melakukan pembelajaran secara virtual maka pembelajaran dapat didokumentasi atau direkam, sehingga mahasiswa dapat mengakses dan mempelajarinya secara berulang-ulang hingga benar-benar faham. Selain itu pengumpulan tugas juga dapat dikumpulkan dengan mudah dan cepat dengan menggunakan platform-platform virtual yang telah ditentukan.

  • Mahasiswa dapat bersosialisasi secara langsung

Kelebihan lain dari pembelajaran hybrid adalah mahasiswa dapat bersosialisasi secara langsung dengan mahasiswa lain, sehingga akan mempercepat proses belajar. Karena mahasiswa dapat bertukar pikiran dan pendapat sehingga materi yang didapatkan akan lebih luas.

  • Pencapaian pembelajaran lebih optimal

Pembelajaran hybrid ini menggunakan kombinasi antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran dalam jaringan. Sehingga mahasiswa dapat memanfaatkan dua pembelajaran sekaligus, dengan begitu mahasiswa mendapat manfaat dari kedua proses pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, dengan melakukan pembelajaran hybrid ini pencapaian pembelajaran akan lebih optimal.

  • Meminimalisir kerumunan

Saat pandemic seperti saat ini pemerintah menghimbau untuk tidak berkerumun,  salah satunya dalam proses belajar mengajar. Sehingga pemerintah menghimbau untuk belajar dari rumah (daring), namun dengan hanya belajar secara daring mahasiswa kurang maksimal dalam menerima materi yang dijelaskan. Dengan melakukan pembelajaran hybrid ini, mahasiswa dapat lebih maksimal dalam menerima materi dan yang lebih penting tetap mematuhi peraturan yang telah ditetapkan pemerintah yaitu tidak terjadi kerumunan karena dalam pembelajaran hybrid hanya sebagian mahasiswa saja yang melakukan pembelajaran tatap muka dan sebagian lainnya daring.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat disusun untuk membuat pembelajaran hybrid menjadi efektif sehingga tidak hanya berpaku dengan online, yaitu:

  1. Membuat  goals pembelajaran, lalu breakdown “backward” (mundur– mulai dari hasil akhir) sehingga terlihat relasi antara hasil akhir belajar, assessment, aktivitas pembelajaran dan integrasi komponen di kelas tatap muka dan online. Hal ini dapat diintegrasikan kedalam perencanaan silabus. Contohnya adalah dengan membuat satu course outcome yang akan mengarah kepada assessment dan perimplikasi pada learning activities. Selain itu, juga terintegrasi dalam aktivitas kelas offline dan online.
  2. Memetakan materi secara terperinci mengenai satuan materi sampai keseluruhan semester. Baik untuk siswa yang face to face dan online. Pemetaaan dini dilakukan dengan memetakan fokus kegiatan course introduction, discussion, wrap-up dan final exam reviewer.
  3. Membuat skenario pembelajaran yang dilakukan agar penyampaian bisa efektif. Skenario yang dapat dilakukan adalah dengan aktifitas kelas yaitu dengan melakukan brainstorming materi, komunikasi kolaborasi, presentasi dan memberikan feedback ke siswa. Sedangkan online dilakukan dengan belajar mandiri, aktivitas penyelesaian, penilaian otomatis menggunakan multiple choice. Asyncronous grop discussions, menulis analisis kritis, dan membuat konten video.
  4. Menentukan model pembelajaran.
  5. Mensimulasikan dengan perangkat dan keadaan yang disesuaikan untuk mendukungnya.

Referensi:

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sinar Grafika: Jakarta, 2006).

Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Referensi, 2013), hal. 233

http://dedysetyo.net/2020/12/09/menyiapkan-pembelajaran-hybrid-sebagai-solusi-seri1/)

https://media.neliti.com/media/publications/publications/56613-ID-upaya-menyiapkan-pendidikan-yang-berkual.pdf

http://dedysetyo.net/2020/12/10/lingkungan-hybrid-learning-seri-2-hybrid-learning/) https://news.detik.com/berita/d-5124573/3-dampak-negatif-sekolah-online-untuk-jangka-panjang-versi-menteri-nadiem/2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *