Tradisi Nyadran Di Desa Sumberwangi, Kanor, Bojonegoro

Kabupaten Bojonegoro adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur Indonesia.  Bojonegoro berbatasan dengan Kabupaten Tuban di utara, Kabupaten Lamongan di Timur,  Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Ngawi di Selatan, Kabupaten Blora  (Jawa Tengah) di Barat.  

Secara geografis Desa Sumberwangi terletak pada posisi 7o LS dan 112o BT. Topografi  desa ini adalah dataran sedang yang sekitar 25 m diatas permukaan laut. Desa Sumberwangi  terletak di Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro. Jarak tempuh Desa Sumberwangi ke  Kecamatan adalah 1 km, membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Dan jarak tempuh ke ibu kota  Kabupaten sekitar 25 km, yang ditempuh sekitar 40 menit. 

Di desa Sumberwangi menganut faham NU (Nahdlotul Ulama’), namun terdapat juga  yang menganut faham Muhammadiyah. Masyarakat Sumberwangi kebanyakan menganut  agama islam, namun tidak melupakan budaya jawa. Masih banyak upacara-upacara yang  dilakukan masyarakat Sumberwangi, misalnya tradisi nyadran. 

Pengertian tradisi nyadran 

Nyadran berasal dari kata Sradha-nyradha-nyradhan, dan kemudian dikenal dengan  nyadran. Nyadran merupakan upacara adat jawa yang merupakan kegiatan tahunan di bulan  sya’ban, setelah panen padi. Masyarakat Sumberwangi percaya bahwa upacara tersebut  memberikan manfaat yang penting bagi kelancaran rezeki lewat sedekah bumi. Selain itu,  nyadran merupakan sarana komunikasi atau silaturahmi, juga mendoakan para leluhur. 

Tujuan tradisi nyadran 

Merupakan wujud rasa syukur masyarakat atas nikmat yang telah diperoleh. Dalam  upacara ini, semua masyarakat membersih kan diri dari kejahatan, dosa, dan segala sesuatu yang  menyebabkan kesengsaraan.

Menurut Malinowsky dalam kutipan Koentjaraningrat, sistem menyumbang untuk  menimbulkan kewajiban membalas merupakan suatu prinsip dari kehidupan masyarakat kecil  yang disebut (principle of reciprocity) prinsip timbal balik. Secara lebih luas, tujuan upacara  nyadran adalah sebagai berikut: sebagai ungkapan rasa syukur, sebagai ajang silaturahmi,  shodaqoh, mendoakan para leluhur, sebagai upaya pelestarian budaya nenek moyang. 

Tradisi nyadran sebagai kearifan lokal 

Tradisi nyadran pada masyarakat jawa termasuk dalam kearifan lokal yang diwariskan  dari leluhur ke generasi selanjutnya. Kearifan lokal merupakan prinsip dan cara yang dianut,  dipahami, dan dilakukan oleh masyarakat lokal. Tradisi nyadran sebagai kearifan lokal yang  mengandung nilai yang baik bagi masyarakat, seperti untuk menghargai jasa leluhur yang telah  tiada dengan cara mendoakan agar memperoleh ketenangan, mensyukuri nikmat yang kita  dapat, dan mengajarkan kita untuk berbagi antar sesama.  

penulis : Narita Putri Yunistiana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *