Pendidikan Indonesia

Selamat Hari Pendidikan Nasional, ucapan tersebar melalui pamflet dan sudah bertebaran dimana-mana, hehe. Hardiknas jangan cuman diucapkan saja ya, tetapi harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kalian ngerasa nggak sih, kalau pendidikan kita gini-gini aja? Gimana maksudnya? Ya, tidak ada perubahan, sistem yang memberatkan siswa, tugas bejibun, membatasi siswa buat mengeksplorasi bakat serta minat, masih adanya sekolah favorit dan non-favorit, siswa pintar dan bodoh. Lantas indikator keberhasilan pendidikan kayak gimana sih?

Ya disini aku ingin berbincang dikit tentang kesalahan pendidikan menurutku dan kalau ada yang gak terima silahkan, hehe. Ada banyak kesalahan di pendidikan, diantaranya yaitu:

  1. Siswa dikatakan pintar, dengan syarat nilai di suatu mapel harus bagus, dan bisa menguasai ilmu dengan benar, namun seringkali guru meratakan semua kemampuan siswa dalam belajar. Momok yang jadi masalah adalah iya kalau siswa bisa belajar dengan cepat, kalau memang dia butuh proses belajar yang kalem atau katakanlah pelan-pelan bagaimana?
  2. Apakah nilai merupakan segala-galanya dalam penentu proses belajar, bukan berarti masalah ini dianggap sebagai malas belajar ya. Tapi, apakah nilai jadi indikator keberhasilan dalam belajar? Terutama nilai angka (kuantitatif).
  3. Masih adanya diskriminasi ilmu, dalam artian ilmu saintek dipandang memiliki masa depan yang lebih cerah daripada ilmu sosial humaniora atau seni. Misalnya, anak IPA dipandang lebih wow daripada anak IPS, padahal masing-masing ilmu punya ranah pembidangannya sendiri.
  4. Seringkali masih ada batasan siswa dalam mengeksplorasi bakat dan minat, terutama pengalaman di sekolah dulu, ada siswa yang sering izin pelajaran karena ikut lomba modern dance di DBL, lalu dianggap siswa itu bodoh, se-dangkal itukah stigma terhadap siswa? Atau ada hal lain?
  5. Sekolah favorit dan tidak favorit, Adanya label itu disebabkan oleh doktrin turun-temurun dari orang tua, masyarakat, atau guru di sekolah. Apakah ada dampak sama proses belajar siswa kalau masih ditemui label sekolah favorit dan tidak favorit? Apa justru mematikan belajar siswa?
  6. Kurangnya pendidikan karakter kepada siswa, mengapa bisa tak bilang begitu? Ya siswa hanya dibekali ttg transfer ilmu, metode belajar yang oke. Namun terkadang dari sisi karakter beberapa ada yang kurang, ya sepinter apapun siswa, tapi kalau sama orang lain kurang memahami satu sama lain. Yah sama aja

Persoalan di atas, sebenernya kurang aku ketahui lagi, ini yang disalahkan guru, siswa, pemerintah, orang tua atau gimana? Yang jelas, saya dan kamu perlu intropeksi diri terhadap persoalan di atas. Mengapa bisa terjadi seperti itu? Dampaknya nanti ke siswa ngembangin potensinya gimana? Tambah baik apa justru tambah gak karuan? Semua ini aku tulis menurut pengalaman di sekolah nih.

Penulis : Izdihar Aisy

Editorial: A/ai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *